Memilih Jenis Bisnis Waralaba Murah Tapi Menguntungkan

Tahun ini akan ada tantangan dan peluang bagi bisnis lokal, baik bisnis skala besar maupun UKM. Karena, pada saat itu Masyarakat Ekonomi Asean akan mulai berjalan. Ini adalah perjanjian antara Indonesia, bersama dengan sembilan negara ASEAN lainnya untuk mengadakan kebijakan pasar tunggal. Dengan demikian, kebijakan ini memungkinkan negara untuk menjual barang dan jasa dengan lebih mudah ke negara-negara lain di Asia Tenggara.

Di satu sisi, ini bisa menjadi kesempatan bagi pengusaha lokal untuk memperluas bisnis waralaba yang menguntungkan di luar negeri. Namun, dapat menyerang produk dan jasa di Indonesia dari negara lain menjadi ancaman serius jika bisnis lokal tak memiliki daya saing yang kuat.

bisnis waralaba murah

Tentu saja, harapannya Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri yang juga bisa merangsek pasar internasional. Nah, dalam rangka untuk memiliki basis bisnis yang kuat, terutama di sektor yang menerapkan waralaba, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan.

Pengamat Waralaba dari Ben Warg Consulting, Widjajanto mengatakan, sebelum memutuskan untuk membeli sistem bisnis dan penggunaan merek tersebut oleh sistem franchise, maka langkah pertama yang harus dilakukan ialah calon investor harus aktif mencari informasi ke mitra bisnis yang sudah bergabung sebelumnya. Hal ini penting untuk mengetahui apakah bisnis itu menguntungkan dan layak dibeli. Tahap ini dapat dianggap sebagai pilihan pertama untuk membeli waralaba.

Kedua, menemukan komitmen dari pemilik waralaba (franchisee), bagaimana komitmen mereka untuk meningkatkan upaya dan mendukung mitra bisnisnya.

Ketiga, melihat target pasar dan juga pemilihan lokasi bisnis. Selain mempersiapkan untuk pasar lokal, persaingan di waralaba pasar bebas tahun depan akan lebih sengit dengan berlakunya MEA tersebut.

Kata Amir Karamoy, Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kamar Dagang,, franchisee negara ASEAN sudah akan ancang-ancang menyerbu Indonesia, seperti dari Thailand dan Filipina. Terutama, pelaku waralaba lebih agresif menargetkan sasaran ke sektor makanan dan minuman (F & B).

Memperhatikan Aspek Keuangan

Hal ini membuat beberapa persaingan bisnis kuliner semakin sengit. Selain itu, karakter masyarakat Indonesia cukup mudah untuk menerima produk luar negeri. Namun kata Bije singkat, waralaba asing masih memiliki kelemahan, yaitu sekitar harga penjualannya. "Sebagian besar harga jual waralaba asing yang lebih mahal. Ini bisa menjadi kesempatan untuk mengambil peluang bisnis waralaba di ceruk pasar lokal," kata Bije.

Untuk memilih sektor bisnis waralaba murah, Hefni Tiga Sriyantono, pengusaha kuliner Nasi Gandul Mas Tiga berpendapat, mememulai usaha dari sesuatu yang disukai. Adalah penting bahwa pemilik bisnis akan dapat bertahan hidup bahkan dalam kondisi sulit.

Ditambahkan Bije, sekarang di ibukota saat ini untuk memperluas bisnis bukanlah masalah besar bagi pengusaha yang sedang memulai usaha. Selain itu, konsep sesungguhnya dari waralaba adalah meningkatkan modal dari masyarakat untuk ekspansi.

Selain itu, dukungan keuangan juga datang dari industri perbankan yang siap mengucurkan dana untuk mendukung bisnis waralaba UKM telah siap sedia, seperti misalnya Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) dari Kementerian Koperasi dan UMKM dapat digunakan.

Menurut Amir dalam bukunya berjudul Waralaba Indonesia, mengacu pada Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, prinsip usaha koperasi dalam sistem waralaba harus memperhatikan prinsip saling membutuhkan, memperkuat dan saling menguntungkan. Dengan demikian, ada beberapa hal yang lebih detail untuk dicatat bahwa sistem waralaba memberikan manfaat maksimal bagi investor.

Yang pertama adalah aspek keuangan. Dalam waralaba, penting untuk mengetahui perhitungan biaya waralaba, biaya investasi (ROI). Semua ini diperlukan agar investor tahu berapa lama waktu dana investasi dapat dikembalikan.

Yang kedua adalah biaya sewa properti bisnis juga dicatat. Tidak jarang biaya sewa ruang bisa membuat biaya operasi menjadi bertambah besar. Ini berarti bahwa hal itu akan menjadi waktu ROI menjadi lebih lama lagi. Kadang-kadang perawaralaba tidak memperhitungkan elemen ini dalam perhitungan simulasi bisnis lokalnya.

Yang ketiga adalah untuk meneliti franchise fee dan sistem royalty fee, apakah secara bertahap atau dapat diangsur setiap bulan. Yang keempat, calon investor juga harus melihat biaya lain seperti biaya iklan atau biaya pelatihan akan dibebankan kepada mitra. Pengeluaran tersebut tentu akan mempengaruhi perhitungan investor dari bisnis waralaba yang menguntungkan.

Kelima, harus jelas tentang bahan baku utama harus dipasok dari pusat. Franchisee biasanya hanya meminta membeli beberapa bahan baku standar yang sudah memiliki kualitas tertentu atau bahan baku itu tak dijual di pasar bebas. Yang terakhir juga penting untuk melihat masa kerjasama, ketentuan hak dan kewajiban masing-masing pihak serta aspek hukum perjanjian kerjasama bisnis.